Info

SELAMAT DATANG


Selamat datang di Blog Ara - Saya senang Anda berada di sini, dan berharap Anda sering datang kembali. Silakan Berlama - Lama di sini semoga dari sekian banyak postingan ada beberapa artikel yang bermanfaat buat anda

Sekilas Tentang Ara



Saya seorang Mahasiswi jurusan Komputerisasi Akuntansi... Saya Bukan Seorang Blogger, Desainer atau Apapun Tapi Saya Hanya Seseorang Yang Ingin Selalu Belajar dan Ingin Tahu Sesuatu Yang Baru...

Sebuah Kisah Nyata!!


Ada seorang ibu tangga yang memiliki 4 anak laki-laki.
Urusan belanja, cucian, makanan, kebersihan dan kerapihanrumah dapat ditanganinya dengan baik. Rumah selalu tampak bersih dan rapi. Suami serta anak-anaknya sangat menghargai pengabdiannya.

Cuma ada satu masalah, ibu pembersih ini sangat tidak suka bila karpet dirumahnya kotor. Ia bisa meledak dan marah berkepanjangan hanya gara-gara melihat jejak sepatu di atas karpet, dan suasana tidak enak akan berlangsung seharian. Padahal dengan 4 anak laki-laki dirumah, hal ini mudah saja terjadi dan menyiksanya.


Atas saran keluarganya, ia pergi menemui seorang psikolog bernama Virginia Satir, dan menceritakan masalahnya. Setelah mendengarkan cerita sang ibu dengan perhatian, Virginia Satir tersenyum & berkata pada sang ibu “
“Ibu harap tutup mata ibu dan bayangkan apa yang akan saya katakan” Ibu itu kemudian menutup matanya.

“Bayangkan rumah ibu yang rapih dan karpet ibu yang bersih dan mengembang, tak ternoda, tanpa kotoran, tanpa jejak sepatu, bagaimana perasaan ibu..?”
Sambil tetap menutup mata, senyum ibu itu merekah, wajahnya yang murung berbah cerah. Ia tampak senang dengan bayangan yang dilihatnya.

Virgia Satir melanjutkan : “ Itu artinya tidak ada seorangpun dirumah ibu. Tak ada suami, tak ada anak-anak, tak terdengar suara canda gurau dan tawa ceria mereka. Rumah ibu sepi dan kosong tanpa orang-orang yang ibu kasihi”. Seketika muka ibu itu berubah keruh, senyumnya langsung menghilang, nafasnya mengandung isak. Perasaannya terguncang. Pikirannya langsung cemas membayangkan apa yang tengah terjadi ada suami dan anak-anaknya.

“Sekarang lihat kembali karpet itu, ibu melihat jejak sepatu & kotoran disana, artinya suami dan anak-anak ibu ada dirumah, orang-orang yang ibu cintai ada bersama ibu dan kehadiran mereka menghangatkan hati ibu.” Ibu mulai tersenyum kembali, ia merasa nyaman dengan visualisasi tersebut.

“Sekarang bukalah mata ibu”. Ibu membuka matanya.
“Bagaimana, apakah karpet kotor masih menjadi maslah buat ibu..?”
Ibu tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
“Aku tahu maksud Anda” ujar sang ibu. “Jika kita melihat dengan susut pandang yang tepat, maka hal yang negative dapat dilihat secara positif.”

Sejak saat itu ibu tak perbah lagi mengeluh soal karpetnyayang kotor, karena setiap melihat jejak sepatu disana, ia tahu, keluarga yang dikasihinya ada dirumah.

Kisah diatas adalah kisah nyata, Virginia Satir adalah seorang psikolog terkenal yang mengilhami Richard Binder dan John Adler unutk menciptakaan NLP (Neurolinguistic Programming). Dan teknik yang dipakainya diatas tersebut disebut dengan Reframing, yaitu kita ‘membingkai ulang’ sudut pandang kitasehingga sesuatu yang tadinya negative menjadi positif, salah satu caranya dengan mengubah sudut pandangnya.

Terlampir beberapa contoh pengubahan sudut pandang :

Saya bersyukur:

1. Untuk istri yang mengatakan mala mini kita hanya akan mie instan, karena itu artinya ia bersama ku bukan orang lain.
2. Untuk suami yang hanya duduk malas di sofamenonton TV, karena itu berarti ia berada dirumah bukan di café, bar, atau di temapat makan.
3. Untuk anak-anak yang rebut mengeluh tentang banayk hal, keran itu artinya mereka dirumah dan tidak jadi anak jalanan.
4. Untuk tagihan pajak yang cuku besar, karena itu artinya saya bekerja dan digaji cukup tinggi.
5. Untuk sampah dan kotoran bekas pesta yang harus saya bersihkan, karena itu artinya keluarga kamim dikelilingi banyak teman.
6. Untuk pakaian yang mulai kesempitan, karena itu artinya saya cukup makan.
7. Untuk rasa lelah, capek, penat di penghujung hari, karena itu artinya saya mampu bekerja.
8. Untuk smeua kritik yang saya dengar tentang pemerintah, karena itu artinya masih ada kebebasan berpendapat.
9. Untuk bunyi alarm keras jam 5 pagiyang membangunkan saya, karena itu artinya saya masih bisa terbangun, masih hidup.
10. Untuk dst…………




Baca Juga Artikel Lainnya:

0 komentar:

:10 :11 :12 :13 :14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21 :22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29 :30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37 :38 :39

Silahkan Isi Komentar Anda Dengan Baik dan Sopan

Mohon di Isi Comment'a... !!